Selamat sore Sobat, nah kali ini kami akan berusaha
membahas pembagian sejarah menurut
beberapa sumber yang telah kami dapatkan.
1. Sejarah Sebagai Peristiwa
Menurut R. Moh. Ali dalam Ismaun menyatakan bahwa sejarah
sebagai peristiwa adalah kejadian, kenyataan, aktualitas, sejarah in concreto,
yang sebenarnya telah terjadi atau berlangsung pada waktu atau masa yang
lampau. Sejarah sebagai peristiwa, berarti suatu kejadian di masa lampau,
sesuatu yang sudah terjadi, dan sekali jadi (einmalig), tidak bisa diulang.
Sejarah sebagai peristiwa adalah suatu kenyataan yang objektif, artinya
kenyataan yang benar-benar ada dan terjadi dalam kehidupan masyarakat manusia.
Kenyataan ini ada dapat dilihat dari fakta-fakta sejarahnya. Peristiwa sejarah terjadi dalam ruang lingkup yang
beragam. Mulai dari ruang lingkup yang lebih kecil sampai kepada ruang lingkup
yang lebih besar. Ruang lingkup secara administratif pemerintahan bisa mulai
dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten atau kota, provinsi, negara, dan dunia.
Sebuah peristiwa sejarah bisa saja terjadi hanya di negara
tertentu saja, misalkan bagaimana perubahan pada masyarakat di Inggris dengan
adanya Revolusi Industri, apakah mereka tetap menjadi buruh atau pekerjaan
lainnya.
Perubahan Masyarakat Inggris Pasca Revolusi
Industri. Revolusi Industri di mulai di
Inggris. Sebelum terjadinya Revolusi Industri, Inggris adalah negara agraris.
Kebanyakan penduduknya tinggal di desa-desa, hidup dari bertani dan mengolah
bulu domba untuk dibuat menjadi kain. Umumnya anggota keluarga terlibat dalam
industri kain itu. Revolusi Industri memberikan pengaruh yang besar terhadap
kehidupan masyarakat di berbagai bidang. Pada bidang ekonomi antara lain harga
barang murah dan perdagangan semakin maju. Pada
bidang sosial antara lain adanya pertentangan antara kaum buruh dengan majikan,
dan upah buruh rendah. Pada bidang politik yaitu timbulnya imperialisme modern.
Revolusi Industri telah berhasil meningkatkan kemajuan umat manusia.
Akan tetapi, di samping kebaikannya Revolusi Industri juga
mempunyai segi yang kurang baik yaitu munculnya kemiskinan dan pengangguran
besar-besaran rakyat Inggris.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sejarah, dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
a. Peristiwa
sosial merupakan sejarah yang terjadi atau timbul dapat disebabkan oleh
peristiwa-peristiwa lainnya yang mengakibatkan terjadinya perubahan sosial.
Perubahan sosial merupakan sesuatu yang bersifat universal, dan akan selalu
terjadi di berbagai tempat, kondisi, ataupun situasi yang berbeda. Perubahan
ini terkait dengan lokasi, manusia, serta sisi fungsional dari unsur-unsur lama
dan unsur-unsur baru, serta kondisi lingkungan yang ada. Perubahan social yang
terjadi masyarakat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:
- Adanya penemuan-penemuan baru. Menurut Ogburn dan Nimkoff
penemuan-penemuan baru adalah penciptaan pengelompokan individu-individu yang
baru, atau penciptaan adat istiadat baru, maupun suatu perilaku sosial yang
baru. Akan tetapi yang terpenting adalah akibatnya terhadap lembaga-lembaga kemasyarakatan,
dan akibat lanjutnya pada bidang-bidang kehidupan lain. Penemuan-penemuan baru
dapat dibedakan dalam pengertian-pengertian discovery dan invention. Discovery
adalah penemuan unsur kebuadayaan baru, baik berupa alat, ataupun yang berupa
gagasan yang diciptakan oleh seorang individu atau serangkaian cipataan
individu. Discovery baru menjadi invention kalau masyarakat sudah mengakui,
menerima serta menerapkan penemuan baru itu. Seringkali proses dari discovery
sampai ke invention membutuhkan suatu rangkaian pencipta-pencipta.
Penemuan-penemuan baru ini misalnya, ideologi baru, aliran-aliran kepercayaan
yang baru, sistem hukum yang baru dan seterusnya. Contohnya Penemuan Mobil.
- Pertambahan dan berkurangnya jumlah penduduk. Pertambahan
penduduk yang sangat cepat misalkan di Pulau Jawa menyebabkan terjadinya
perubahan dalam stuktur masyarakat, terutama lembaga-lembaga kemasyarakatannya.
Misalkan, orang mengenal hak milik idividual atas tanah, sewa tanah, gadai
tanah, bagi hasil dan selanjutnya, yang sebelumnya tidak dikenal. Berkurangnya
penduduk mungkin disebabkan perpindahannya penduduk dari desa ke kota atau dari
daerah ke daerah lain, misalnya urbanisasi.
- Adanya pertentangan atau konflik. Pertentangan mungkin
terjadi antara individu dengan kelompok atau antara kelompok dengan kelompok.
Pertentangan antar kelompok mungkin terjadi antara, generasi tua dengan
generasi muda, misalkan pertentangan pemuda dan Sukarno mengenai proklamasi
kemerdekaan yang melahirkan peristiwa Rengasdengklok.
- Terjadi pemberontakan atau revolusi. Contohnya revolusi
Rusia pada tahun 1917. Revolusi
Rusia 1917 yang diawali pada 8 Maret
1917, dimana sekelompok perempuan di Petrograd berunjuk rasa akibat kekurangan
bahan makanan dan semangat moral pendidikan mulai turun, menuntut pembagian
roti diikuti oleh penjarahan pabrik-pabrik roti. Duma segera bertindak cepat
dengan menyatakan dibentuknya Pemerintahan Sementara tanggal 12 Maret 1917.
Tiga hari kemudian Tsar Nicolas II turun tahta. Revolusi Maret ini terjadi sebagai akibat dari kerusuhan yang
digerakan oleh orang-orang yang kelaparan di perkotaan yang ternyata didukung
oleh seluruh negeri.
- Peperangan. Peperangan dengan negara lain dapat menyebabkan
terjadinya perubahan sosial. Contohnya dalam Perang Dunia I dan II banyak sekali
mengalami perubahan dalam lembaga kemasyarakatannya.
b. Peristiwa ekonomi merupakan peristiwa yang menggambarkan kegiatan
masyarakat yang berkaitan dengan aspek-aspek ekonomi. Ciri utama dari kegiatan
ekonomi adalah adanya produksi dan pertukaran hasil produksi dalam bentuk
kegiatan jual beli. Produk yang diperjualbelikan bisa berbentuk barang atau
jasa. Peristiwa ekonomi sebagai sejarah masyarakat manusia Indonesia dimulai
sejak zaman kuno, zaman hindu-buddha, zaman Islam, zaman penjajahan, zaman
kemerdekaan, dan zaman kontemporer. Kita ambil contoh peristiwa ekonomi pada
masa kuno yaitu perdagangan dan pelayaran di Selat Malaka. Perdagangan dan Pelayaran di Selat Malaka
Selat Malaka adalah salah satu pelabuhan yang terkenal di Indonesia. Pelabuhan Malaka digunakan sebagai tempat persinggahan atau merapatnya kapal-kapal dari segala penjuru dunia. Malaka merupakan tempat pertemuan pedagang-pedagang dari Arab, Persia, Gujarat, Indonesia, dan Cina. Para pedagang yang melalui jalur selat Malaka terus menyusuri sampai ke India. Dari sini ada yang menuju ke Teluk Persia, melalui Suriah ke Laut Tengah. Ada pula yang menuju Laut Merah, melalui Mesir dan akhirnya sampai ke Laut Tengah. Selanjutnya setelah melintasi daerah Asia kecil, perjalanan diteruskan ke Eropa. Di Malaka sistem perdagangan Indonesia dihubungkan dengan jalur-jalur yang membentang ke barat sampai India, Persia, Arabia, Syria, Afrika Timur dan Laut Tengah; ke utara sampai Siam dan Pegu; serta ke timur sampai Cina dan mungkin jepang. Ini merupakan sistem perdagangan yang terbesar di dunia pada masa itu, dan dua tempat pertukarannya yang penting adalah di Gujarat di India Barat Laut dan Malaka. Rempah-rempah Indonesia merupakan salah satu hasil yang paling berharga di dalam sistem ini.
Selat Malaka adalah salah satu pelabuhan yang terkenal di Indonesia. Pelabuhan Malaka digunakan sebagai tempat persinggahan atau merapatnya kapal-kapal dari segala penjuru dunia. Malaka merupakan tempat pertemuan pedagang-pedagang dari Arab, Persia, Gujarat, Indonesia, dan Cina. Para pedagang yang melalui jalur selat Malaka terus menyusuri sampai ke India. Dari sini ada yang menuju ke Teluk Persia, melalui Suriah ke Laut Tengah. Ada pula yang menuju Laut Merah, melalui Mesir dan akhirnya sampai ke Laut Tengah. Selanjutnya setelah melintasi daerah Asia kecil, perjalanan diteruskan ke Eropa. Di Malaka sistem perdagangan Indonesia dihubungkan dengan jalur-jalur yang membentang ke barat sampai India, Persia, Arabia, Syria, Afrika Timur dan Laut Tengah; ke utara sampai Siam dan Pegu; serta ke timur sampai Cina dan mungkin jepang. Ini merupakan sistem perdagangan yang terbesar di dunia pada masa itu, dan dua tempat pertukarannya yang penting adalah di Gujarat di India Barat Laut dan Malaka. Rempah-rempah Indonesia merupakan salah satu hasil yang paling berharga di dalam sistem ini.
c. Peristiwa
politik biasanya peristiwa kehidupan manusia yang berkaitan dengan kekuasaan.
Kekuasaan dapat berhubungan dengan penguasa, negara, pemerintahan,
keputusan-keputusan pemerintah, partai politik, undang-undang, keterlibatan
masyarakat dalam politik misalnya pemilu, dan lain-lain. Penguasa bisa seorang
raja, presiden, pemimpin partai. Terdapat pula orang-orang tertentu yang bukan
penguasa tetapi memiliki pengaruh terhadap kekuasaan, yang biasanya orang-orang
tersebut dikatagorikan sebagai “orang-orang besar”, misalkan seorang tokoh
masyarakat yang memiliki kharisma di mata masyarakatnya. Dalam sejarah
Indonesia, salah satu peristiwa politik tersebut dapat dilihat dalam jatuhnya
pemerintahan Orde Baru atau rezim Suharto pada tahun 1998.
2. Sejarah sebagai Kisah
R. Moh. Ali dalam Ismaun menyatakan sejarah sebagai kisah
ialah cerita berupa narasi yang disusun dari memori, kesan atau tafsiran
manusia terhadap kejadiankejadian atau peristiwa yang terjadi atau berlangsung
pada waktu yang lampau. Sejarah sebagai kisah merupakan hasil rekonstruksi dari
suatu peristiwa oleh para sejarawan. Menurut Ismaun bagi orang kebanyakan, sejarah yang dikenal dalam
kehidupan sehari-hari adalah sejarah sebagai cerita. Secara tertulis cerita
sejarah dapat dibaca dalam buku-buku sejarah baik bukubuku pelajaran, karya
ilmiah atau buku-buku sejarah, untuk perguruan tinggi, majalah dan surat-surat
kabar. Sejarah lisan dapat didengarkan dari narasi, ceramah,
percakapan-percakapan, penyajian pelajaran sejarah di sekolah-sekolah atau
kuliah-kuliah diperguruan tinggi dan dari siaran radio atau televisi. Juga
dapat menyaksikan dalam sandiwara dan film. Sejarah sebagai kisah dapat diulang-ulang, ditulis oleh siapa saja,
dan kapan saja. Untuk mewujudkan sejarah sebagai kisah, diperlukan suatu proses
rekonstruksi dengan metode sejarah. Hal ini terkait dengan sejarah sebagai
ilmu. Sejarah sebagai ilmu sudah tentu memiliki objek, tujuan dan memiliki
metode. Sebagai ilmu sejarah juga bersifat empiris dan tetap berupaya menjaga
objektivitasnya, sekalipun tidak dapat sepenuhnya menghilangkan
subjektivitasnya.
Sejarah sebagai kisah ialah ceritera berupa narasi yang
disusun dari memori, kesan atau tafsiran manusia terhadap kejadian atau
peristiwa yang terjadi atau berlangsung pada waktu lampau atau sejarah serba subjek.
Berbeda dengan sejarah sebagai peristiwa atau kenyataan sejarah sifatnya
objektif. Sedangkan sejarah sebagai kisah dapat menjadi subjektif, karena
sejarah sebagai kisah adalah sejarah sebagaimana dituturkan, diceritakan oleh
seseorang. Sejarah sebagai kisah dapat berbentuk lisan dan tulisan. Bentuk
lisan misalnya penuturan secara lisan baik yang dilakukan oleh sesorang maupun
sekelompok tentang peristiwa yang telah terjadi. Bentuk tulisan sejarah sebagai
kisah dapat berupa catatan-catatan atau buku-buku sejarah yang menceritakan
tentang kejadian yang telah terjadi. Ada kebiasaan pada orang-orang tertentu
mencatat dalam buku hariannya tentang peristiwa-peristiwa penting. Misalnya,
seorang pejuang perempuan RA Kartini, mencatat bagaimana langkah-langkah yang
lakukan dia untuk meningkatkan emansipasi perempuan Indonesia. RA Kartini Pejuang Kemajuan Perempuan Habis Gelap Terbitlah Terang, itulah judul buku dari
kumpulan surat-surat Raden Ajeng Kartini yang terkenal.
3. Sejarah sebagai Ilmu
Ismaun menyatakan bahwa sejarah sebagai ilmu adalah suatu
susunan pengetahuan (a body of knowledge) tentang peristiwa dan cerita yang
terjadi di dalam masyarakat manusia pada masa lampau yang disusun secara
sistematis dan metodis berdasarkan asas-asas, prosedur, dan metode serta teknik
ilmiah yang diakui oleh para sejarawan. Sejarah sebagai ilmu mempelajari
sejarah sebagai aktualitas dan mengadakan penelitian serta pengkajian tentang
peristiwa dan cerita sejarah. Sejarah sebagai ilmu ialah suatu disiplin, cabang
pengetahuan tentang masa lalu, yang berusaha menuturkan dan mewariskan
pengetahuan mengenai masa lalu suatu masyarakat tertentu. Menurut Ismaun, sejarah sebagai ilmu meliputi:
1) Metode khusus sejarawan untuk merekonsruksi secara kritis,
analitis dan imajinatif peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa yang
lampau berdasarkan bukti-bukti peninggalan, data, tulisan, dan rekaman.
2) Pernyataan,
pendapat dan pandangan sejarawan yang diungkapkan berdasarkan dokumen,
text-book atau kisah-kisah tentang peristiwa yang benar-benar terjadi pada
waktu yang lalu. Kuntowijoyo
mengatakan beberapa ciri atau karakteristik sejarah sebagai ilmu, yaitu:
A. Memiliki objek, yakni perubahan atau perkembangan aktivitas
manusia. Karena objeknya terkait dengan manusia, maka sejarah sering dimasukkan
ke dalam kelompok ilmu humaniora. Objek sejarah adalah aktivitas manusia dalam
dimensi waktu. Jadi waktu menjadi unsur yang penting dalam sejarah. Kalau
fisika membahas waktu fisik, maka sejarah bicara waktu manusia. Waktu dalam
pandangan sejarah tidak bisa lepas dari manusia, terutama waktu lampau.
B. Memiliki metode. Untuk menjelaskan perkembangan atau
perubahan itu secara benar, perlu ada metode. Dalam penelitian untuk mencari
kebenaran sejarah, ada metode tersendiri yang disebut dengan metode sejarah.
Penggunaan metode sejarah mengharuskan seseorang untuk lebih hatihati. Dengan
metode sejarah seseorang tidak boleh menarik kesimpulan yang terlalu berani,
tetapi sewajarnya saja.
C. Mempunyai generalisasi. Generalisasi itu biasanya menjadi
kesimpulan umum. Begitu juga sejarah ada kesimpulan umum. Tetapi, kesimpulan
untuk ilmu-ilmu lain bersifat nomotetis, sementara sejarah bersifat idiografis.
Kesimpulan umum suatu ilmu (bukan sejarah) biasanya diakui kebenarannya di
mana-mana (kebenaran umum). Tetapi kesimpulan sejarah bisa menjadi koreksi
kesimpulan ilmu lain. Kesimpulan umum dalam sejarah lebih mendekati pola-pola
atau kecenderungan dari suatu peristiwa sehingga dari kecenderungan bisa
dilihat bagaimana di tempat lain atau bagaimana yang akan datang. Itulah
generalisasi dalam sejarah.
D. Bersifat pengalaman. Maksudnya sejarah melakukan kajian apa
atau peristiwa yang sungguh terjadi di masa lampau. Sejarah akan sangat
tergantung pengalaman dan aktivitas nyata manusia. Pengalaman itulah yang
direkam dalam dokumen. Dokumen-dokumen itulah yang diteliti oleh para sejarawan
untuk menemukan fakta. Fakta-fakta ini yang kemudian diinterpretasikan, barulah
muncul tulisan sejarah.
E. Memiliki teori. Teori ini berisi satu kumpulan tentang
kaidah-kaidah pokok suatu ilmu. Dalam filsafat disebut dengan epistemologi.
Sejarah memiliki tradisi yang panjang, jauh lebih panjang daripada ilmu-ilmu
sosial yang lain. Dalam setiap tradisi itu terdapat teori sejarah.
Menurut Gilbert J Garraghan bahwa ilmu sejarah terbagi menjadi tiga, seperti terlihat pada bagan di bawah ini:
Menurut Gilbert J Garraghan bahwa ilmu sejarah terbagi menjadi tiga, seperti terlihat pada bagan di bawah ini:
Sedangkan
Muhammad Yamin dalam Ismaun mengemukakan sembilan sendi sejarah sebagai ilmu,
yaitu:
a. Ilmu Pengetahuan. Sendi pertama menyatakan bahwa yang
dimaksud dengan istilah suatu ilmu pengetahuan sebagai petumbuhan hikmah
kebijaksanaan (rationalism) manusia. Dengan perkataan lain, sejarah itu adalah
suatu sistem ilmu pengetahuan, yakni sebagai daya cipta manusia untuk mencapai
hasrat ingin tahu serta perumusan sejumlah pendapat yang tersusun sekitar suatu
pokok permasalahan tertentu dan sehubungan dengan itu tak dapat dilepaskan
sifatnya sebagai ilmu tentang berlakunya hukum sebab dan akibat atau
kausalitas.
b. Hasil Penyelidikan. Sejarah sebagai cabang imu pengetahuan
disusun menurut hasil-hasil penyelidikan (investigation, research) yang
dilakukan dalam masyarakat manusia. Jadi, penyelidikan adalah penyaluran hasrat
ingin tahu oleh manusia dalam taraf keilmuan. Penyaluran sampai pada taraf
setinggi itu disertai oleh keyakinan bahwa ada sebab bagi setiap akibat, bahwa
setiap gejala yang tampak dapat dicari penjelasannya secara ilmiah berdasarkan
hasil penelitian dan pemikiran.
c. Bahan Penyelidikan. Ilmu sejarah ialah hasil penelitian
dengan menggunakan bahan-bahan penyelidikan sebagai kenyataan. Semua disebut
sumber sejarah, baik berupa benda, dokumen tertulis, maupun tradisi lisan.
d. Cerita. Sendi cerita yang berupa pelaporan tentang kejadian
pada zaman yang lampau. Untuk membedakan cerita biasa dengan dongeng, sejarah
dalam pengertian ilmiah harus menunjukkan hubungan antara satu gejala dengan
gejala lain secara kronologis. Cerita adalah anasir subjektif, tetapi anasir
ini menghubungkan dengan bahan sejarah yang objektif secara rapih.
e. Kejadian. Yang diselidiki atau diriwayatkan dalam
pengertian sejarah ialah kejadian dalam masyarakat manusia pada zaman lampau.
Kejadian itu meliputi sekumpulan masyarakat dan keadaan-keadaan yang
berpengaruh. Semuanya itu ialah objek sejarah yang harus diseleksi dan
diteliti. Kejadian ialah hal-hal yang terjadi. Muhammad Yamin menyatakan bahwa
rangkaian kejadian itu mempunyai hubungan timbal balik satu sama lain, ada
kausalitasnya.
f. Masyarakat Manusia. Kejadian pada zaman yang lampau itu
berlaku dalam masyarakat manusia, yakni gejala, perbuatan, dan keadaan
masyarakat manusia dalam ruang dan waktu yang menjadi objek sejarah. Muhammad
Yamin dalam hal ini menegaskan pembatasannya dengan mengutif ucapan Ernst
Bernheim bahwa Nur der Mensch ist Object der Geschiktswissenshart (Hanya
manusialah yang menjadi objek sejarah).
g. Waktu yang Lampau. Sejarah menyelidiki kejadian-kejadian
pada zaman atau waktu yang lampau. Sedangkan gejala-gejala masyarakat pada
waktu sekarang dan tinjauan kemungkinan pada waktu yang akan datang menjadi
bidang objek ilmu politik dan futurologi. Jikalau batas-batas waktu dalam tiga
babakan dahulu, kini dan nanti kita hilangkan, maka sang waktu menjadi tidak
berpangkal dan tidak berujung. Begitulah penentuan waktu itu penting sekali
sebagai batas tinjauan dan ruang gerak kita guna memudahkan pemahaman masalah
bagaimana tonggak-tonggak dalam perjalanan sejarah itu.
h. Tanggal dan Tarikh. Waktu yang telah lampau adalah demikian
jauh dan lamanya, sehingga sukar mengirakannya. Apabila sang waktu itu bermula
atau berpangkal. Masa lampau itu tak pernah putus dari rangkaian masa kini dan
masa nanti, sehingga waktu dalam perjalanan sejarah adalah suatu kontinuitas.
Oleh karena itulah, untuk memudahkan ingatan manusia dalam mempelajari sejarah
perlu ditentukan batas awal dan akhirnya setiap babakan dengan satuan waktu
sebagai petunjuk kejadian: tahun, bulan, tanggal/hari, jam dan detik, windu,
dasawarsa atau dekade, abad, milenium atupun usia relatif.
i.
Penafsiran
atau Syarat Khusus. Penyelidikan sejarah secara ilmiah dibatasi oleh cara
meninjau yang dinamakan juga menafsirkan keadaan-keadaan yang telah berlalu.
Cara menafsirkan itu kita namakan tafsiran atau interpretasi sejarah, yang
menentukan warna atau corak sejarah manakah atau apakah yang terbentuk sebagai
hasil penyelidikan yang telah dilakukan. Misalnya Sejarah Dunia, Sejarah Nasional, Sejarah Kesenian, Sejarah
Pendidikan, dan sebagainya. Selain itu ideologi atau paham tertentu dapat
menentukan corak sejarah. Misalnya, penafsiran sejarah menurut paham
Liberalisme, paham Marxisme dan menurut paham Pancasila. Cara penafsiran dari
sudut pandang ilmu tertentu atau ideologi tertentu merupakan syarat khusus
dalam rangkaian sendi sejarah. Demikianlah syarat-syarat atau sembilan sendi
yang merupakan kerangka dan isi pokok yang membentuk pengertian sejarah sebagai
ilmu pengetahuan menurut rumusan dan penjelasan Muhammad Yamin.
Dari semua penjelasan tersebut diatas pembagian sejarah
juga dapat diteliti melalui pendekatan yang bersifat politik memberikan kesan
bahwa “orang-orang besarlah” yang berperan dalam sejarah. “Orang-orang kecil”
dianggap kurang penting dalam sejarah. Sartono Kartodirdjo (1993) memberikan
gambaran yang lebih jelas mengenai tipologi gerakan sosial, yaitu:
1. Gerakan Millenarianisme merupakan gerakan petani yang
mengharapkan kehidupan yang lebih baik pada masa yang akan datang. Mereka yakin
bahwa gerakannya akan berhasil, maka akan tercipta perdamaian dan kebahagiaan
yang sempurna bahwa akan tercipta negara yang maju adil dan makmur yang berada
di bawah kepemimpinan yang adil dan jujur percaya ramalan Jayabaya yang kelak
akan tercipta negara yang aman dan makmur di bawah seorang ratu adil yang akan
membebaskan para petani dari segala penderitaan yang dialami sekarang.
2. Gerakan mesianisme merupakan gerakan petani yang
memperjuangkan datangnya seorang juru selamat, ratu adil yang akan menegakkan
keadilan dan perdamaian dalam sebuah negara yang makmur dipengaruhi oleh mitos
Jawa tentang munculnya ratu adil yang merupakan raja kebenaran, yang akan
membebaskan rakyat dari segala penyakit, kelaparan dan setiap jenis kejahatan
yang percaya kedatangan raja yang adil ini ditandai dengan bencana alam,
menurunnya martabat, kemelaratan, dan penderitaan.
3. Gerakan
nativisme merupakan gerakan petani yang menginginkan bangkitnya kejayaan masa
lampau yang dipimpin oleh raja yang adil dan memperhatikan kesejahteraan
rakyat. Gerakan ini lebih kepribumian dengan menginginkan tampilnya seorang
pribumi sebagai penguasa yang adil seperti terjadi pada masa sebelum datangnya
penjajah.
4. Gerakan fisabilillah/perang jihad dimana unsur Islam menjadi dasar bagi
gerakan radikalisme agraria. Motivasi untuk menciptakan kondisi sosial,
ekonomi, dan budaya yang berdasarkan ajaran agama Islam serta mengusir penjajah
asing yang kafir. Gerakan ini sangat radikal karena selalu mengantagoniskan
lawan sebagai musuh yang bertentangan dengan ajaran Islam. Gerakan ini yakin
bahwa apabila mereka mati dalam perlawanan terhadap penguasa kafir maka kelak
mereka akan mati syahid dan masuk syurga.
Nah itu tadi penjelasan pembagian sejarah berdasarkan
beberapa pendapat beberapa ahli sejarah yang terkenal. Kami berharap artikel
tersebut diatas dapat berguna untuk sejarah.
No comments:
Post a Comment