Peradaban
Asia merupakan cikal bakal sejarah kemajuan asia saat ini. Peradaban Asia juga
melibatkan Nusantara waktu itu menjadi sebuat pusat peradaban yang maju.
Berikut kami paparkan beberapa pusat peradaban yang maju yang telah diteliti
dan akan diteliti lebih lanjut oleh para ahli sejarah.
PUSAT
PERADABAN INDIA
India
merupakan suatu wilayah yang besar dan luas yang terletak di sebelah selatan
Benua Asia. India memiliki kekayaan alam dan memiiliki nilai budaya yang
tinggi, sehingga dikenal oleh berbagai bangsa sejak beribu tahun yang lalu.
Dalam perkembangan sejarah India terdapat pusat-pusat peradaban yang tertua
yaitu, Kebudayaan Lembah Sungai Indus tahun 4000-3000 SM dan Kebudayaan Lembah
Sungai Gangga tahun 1000 SM. Kedua kebudayaan tersebut berpusat di lembah
sungai yang subur.
Peradaban
Lembah Sungai Indus
Peninggalan
Dravida
Berdasarkan penelitian yang dilakukan para ahli
arkeologi pada tahun 1921, 1922, 1933, 1942 berhasil ditemukan sisa-sisa
peninggalan-peninggalan berupa reruntuhan dua kota tua, yaitu Mohenjodaro dan
Harappa. Peninggalan tersebut merupakan sisa peninggalan bangsa Dravida.
Peradaban Mohenjodaro dan Harappa sudah sangat maju, terbukti mereka sudah
mampu membuat hal sebagai berikut :
-
Perencanaan tata kota yang
teratur.
-
Jalan-jalan yang lurus dan
teratur.
-
Saluran air untuk pengairan
dan pertanian.
-
Mata uang dalam bentuk
materai dari tanah liat.
- Sistem Kepercayaan. Kepercayaan merupakan faktor yang sangat penting bagi setiap masyarakat.
Jenis kepercayaan yang dianut adalah sebagai berikut : Pemujaan terhadap dewa, Masyarakat Lembah Sungai indus menyembah para dewa dan
dewi terutama Dewi Ibu yang terbuat dari tanah liat. Pemujaan terhadap hewan, dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
1. Pemujaan terhadap hewan-hewan cerita yang bentuknya setengah
manusia setengah hewan.
2. Hewan yang dianggap sebagai penjaga kota(hewan bertanduk).
3. Hewan-hewan yang terdapat di alam(Gajah, Singa,dll).
Pemujaan terhadap pohon, api,
petir, matahari, dan sungai besar.
- Sistem pemerintahan. Pemerintahan Lembah Sungai Indus dipegang oleh Kepala Suku, kemudian berkembang
menjadi sistem pemerintahan desa. Pemukiman makin padat sehingga membentuk
pemerintahan kota. Peraturan tentang tata kota dipatuhi oleh penduduknya dengan
baik.
- Tatanan Sosial Ekonomi. Masyarakat di Mohenjodaro merupakan masyarakat kota dan penduduknya
terdiri dari empat tipe rasial, yaitu sebagai berikut : Proto Australoid,
Mediterania, Musyalah dan Alpionid.
Adapun
penggolongan masyarakat terdiri atas sebagai berikut : Penggolongan terpelajar, Golongan
prajurit, Golongan pedagang dan
seniman, Golongan pekerja keras
atau pelayan.
- Sistem Pertanian dan
Pengairan.
Masyarakat Lembah Sungai Indus adalah petani
dengan tanaman pokoknya gandum dan kapas. Untuk meningkatkan hasil pertanian
maka dibuatlah saluran irigasi dan pembangunan daerah-daerah pertanian yang
menunjukan bahwa masyarakat Lembah Sungai Indus telah memiliki tingkat
peradaban yang tinggi. Hasil pertanian yang terutama adalah padi, gandum, gula
jelai, kapas, dan teh.
- Peninggalan Kebudayaan. Dari hasil penggalian di Kota Harappa ditemukan beberapa arca yang masih
sempurna bentuknya dan dua buah torso (arca yang telah hilang kepalanya) dan
juga alat-alat rumah tangga dan senjata. Salah satu torso mula-mula bertangan
empat dan berkepala tiga, berdiri diatas kaki kanan dengan kaki kiri terangkat
(patung ini mirip dengan patung Syiwa Nataraya dari Zaman Kerajaan Cola, India
Selatan).
- Teknologi. Mereka telah mampu membuat barang-barang yang terbuat dari emas dan
perak, alat-alat rumah tangga, alat-alat pertanian, kain dari kapas, serta
bangunan-bangunan. Kemampuan ini dapat diketahui melalui
peninggalan-peninggalan budaya yang ditemukan, seperti bangunan kota
Mohenjodaro dan Harappa, berbagai macam patung, perhiasan emas perak, dan
berbagai macam materai dengan lukisannya yang bermutu tinggi. Juga ditemukan
alat seperti tombak, pedang, dan anak panah. Di samping itu, ditemukan juga
alat-alat peninggalan budaya berupa barang-barang dari tanah liat, terutama
peralatan rumah tangga.
Peradaban
Lembah Sungai Gangga
Pusat
Peradaban lembah sungai Gangga terletak antara pegunungan Himalaya dan
pegunungan Windya-Kedna. Sungai Gangga bermata air di pegunungan Himalaya dan
mengalir melalui kota-kota besar seperti Delhi, Agra, Allahabad, Patna,
Benares, melalui wilayah Bangladesh dan bermuara di teluk Benggala. Pendukung
peradaban ini adalah bangsa Arya yang termasuk bangsa Indo German. Mereka
datang dari daerah Kaukasus. Mereka masuk ke India Utara pada abad ke- 16 SM.
Bangsa ini selalu mengembara untuk menggembalakan ternaknya. Tetapi setelah
berhasil mengalahkan Bangsa Dravisa di Lembah Sungai Shindu dan menguasai
daerah yang subur, mereka akhirnya bercocok tanam dan hidup menetap.
Selanjutnya mereka menempati Lembah Sungai Gangga dan terus mengembangkan
kebudayaannya. Pada dasarnya peradaban dan kehidupan bangsa Hindu telah
tercantum dalam Kitab Suci Weda ( Weda berarti pengetahuan), juga dalam kitab
Brahmana dari Upanisad. Ketiga kitab itu menjadi dasar kehidupan orang-orang
Hindu. Kitab suci Weda merupakan kumpulan dari hasil pemikiran para pendeta
(Resi). Pemikiran-pemikiran para pendeta (Resi) itu dibukukan oleh Resi Wiyasa.
Empat bagian Kitab Weda terbagi atas :
1. Reg Weda : Syair-syair pujian terhadap dewa-dewi.
2. Sama Weda : Syair-syair pujian yang dinyanyikan saat upacara
agama.
3. Yajur weda : Syair atau doa pengantar sesaji untuk para dewa.
4. Atharwa dewa : Syair-syair yang berisi mantra yang
dipergunakan untuk
Ilmu gaib, sihir, dan berbagai ilmu magis.
Ilmu gaib, sihir, dan berbagai ilmu magis.
Keempat
buku itu ditulis pada tahun 550 SM dalam Bahasa Sansakerta. Sungai
Gangga dianggap keramat dan suci oleh Umat Hindu. Menurut kepercayaan umat
Hindu India, ‘’Air Sungai Gangga’’ dapat menyucikan diri manusia dan menghapus
segala dosa. Kepercayaan bangsa Hindu bersifat politheisme (memuja banyak dewa)
Bangsa Hindu memiliki tiga dewa utama atau yang disebut dengan Trimurti, yaitu :
Gangga dianggap keramat dan suci oleh Umat Hindu. Menurut kepercayaan umat
Hindu India, ‘’Air Sungai Gangga’’ dapat menyucikan diri manusia dan menghapus
segala dosa. Kepercayaan bangsa Hindu bersifat politheisme (memuja banyak dewa)
Bangsa Hindu memiliki tiga dewa utama atau yang disebut dengan Trimurti, yaitu :
1. Dewa Brahmana : sebagai dewa pencipta.
2. Dewa Wisnu : sebagai dewa pelindung.
3. Dewa Waisya : sebagai dewa perusak (pembinasa).
Adapun
dewa-dewa yang lain, yaitu :
1. Dewi Saraswati : dewi pengetahuan dan kebijaksanaan.
2. Dewi Laksmi : dewi kecantikan dan kebahagiaan.
Agama
Buddha muncul sebagai bentuk reaksi beberapa golongan atas ajaran kaum Brahmana
dan juga adanya sistem kasta yang membedakan manusia atas beberapa golongan.
Sebagai pelopor agama Buddha adalah Sidharta Gautama putra Raja Sudhodana dari
Kerajaan Kapilawastu. Ajaran agama Buddha termuat dalam kitab suci Tripitaka
yang berarti tiga ranjang, yaitu :
1. Vinanya Pitaka berisi ajaran dan khotbah sang Buddha.
2. Sutranata Pitaka berisi keterangan dan percakapan Buddha.
3. Abidharma Pitaka berisi keterangan tentang tata tertib yang
harus dilaksanakan penganut Buddha.
Tempat-tempat
suci bagi penganut Buddha, antara lain sebagai berikut :
1. Kapilawastu (Taman Lumbini) adalah tempat kelahiran Sang
Buddha.
2. Bodhgaya adalah tempat Sidharta menerima penerangan agung
(Wahyu).
3. Benares (Taman Rusa) : tempat pertama kali Sidharta
menyampaikan ajarannya.
4. Kucinagara adalah tempat sang Buddha wafat.
Pemerintahan
Perkembangan sistem pemerintahan di Lembah Sungai Gangga merupakan kelanjutan dari sistem pemerintahan masyarakat di daerah Lembah Sungai Sindhu. Sejak runtuhnya Kerajaan Maurya, keadaan menjadi kacau akibat terjadi peperangan antara kerajaan-kerajaan kecil yang ingin berkuasa. Keadaan ini baru dapat diamankan kembali setelah munculnya Kerajaan Gupta yang didirikan oleh Raja Candragupta I (320-330 M) dengan pusatnya di Lembah Sungai Gangga.
Perkembangan sistem pemerintahan di Lembah Sungai Gangga merupakan kelanjutan dari sistem pemerintahan masyarakat di daerah Lembah Sungai Sindhu. Sejak runtuhnya Kerajaan Maurya, keadaan menjadi kacau akibat terjadi peperangan antara kerajaan-kerajaan kecil yang ingin berkuasa. Keadaan ini baru dapat diamankan kembali setelah munculnya Kerajaan Gupta yang didirikan oleh Raja Candragupta I (320-330 M) dengan pusatnya di Lembah Sungai Gangga.
Bentuk
Kebudayaan Lembah Sungai Gangga
Perkembangan
kebudayaan masyarakat Lembah sungai Gangga mengalami banyak kemajuan pada
bidang kesenian. Kesusasteraan, seni pahat dan seni patung berkembang pesat.
Kuil-kuil yang indah dari Syanta dibangun. Daerah-daerah yang diduduki oleh
bangsa Indo-Arya sering disebut dengan Arya Varta (Negeri Bangsa Arya) atau
Hindustan (Tanah milik bangsa Hindu). Bangsa Dravida mengungsi ke daerah
selatan, kebudayaannya kemudian dikenal dengan nama kebudayaan Dravida.
PUSAT
PERADABAN CINA
Cina
merupakan sebuah negara di Asia Timur. Peradaban Cina Kuno dimulai dari
kehidupan di Sungai Kuning. Sungai Kuning merupakan wilayah subur yang
dijadikan area bercocok tanam. Tidak heran jika peradaban Cino Kuno
disebut-sebut dimulai dari wilayah ini.
Perabadan
Lembah Sungai Kuning
Sejarah
kebudayaan Cina Kuno terdapat di Lembah Sungai Kuning (Huang Ho). Daerah
tersebut merupakan daerah yang subur. Kebudayaan Cina kuno identik dengan nama
Dinasti Syang dan kebudayaan Syang diperkirakan pada tahun 1796 SM sampai
dengan tahun 1122 SM. Sungai Huang Ho disebut juga Sungai Kuning atau Sungai
Malapetaka karena wilayah ini sering dilanda banjir dan sering mendapatkan
serangan dari suku Bar-Bar. Dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut, maka
pada masa Dinasti Chin (masa Kaisar Chin Shih Huang Ti) membangun tembok Cina.
Kepercayaan
dan Filsafat.
a. Kepercayaan
Masyarakat Cina memuja banyak dewa dan memuja leluhur. Dewa yang utama adalah Syang Ti atau yang dikenal sebagai Dewa Langit. Pemujaan leluhur dikerjakan dengan sungguh-sungguh terutama oleh anak laki-laki. Dewa-dewa yang sering mendapatkan pemujaan adalah Feng Jio (Dewa Angin), Lei Shin (Dewa Topan) yang digambarkan sebagai naga besar, dan Tai Shan atau empat dewa yang menguasai Bukit Suci.
Masyarakat Cina memuja banyak dewa dan memuja leluhur. Dewa yang utama adalah Syang Ti atau yang dikenal sebagai Dewa Langit. Pemujaan leluhur dikerjakan dengan sungguh-sungguh terutama oleh anak laki-laki. Dewa-dewa yang sering mendapatkan pemujaan adalah Feng Jio (Dewa Angin), Lei Shin (Dewa Topan) yang digambarkan sebagai naga besar, dan Tai Shan atau empat dewa yang menguasai Bukit Suci.
b. Filsafat
Pujangga dari Zaman Dinasti Chou adalah sebagai berikut :
Pujangga dari Zaman Dinasti Chou adalah sebagai berikut :
1.
Kung Fu Tse Mengajarkan adat istiadat (Li) melalui raja-raja kuno.
2.
Meng Tse, Menurut
Meng Tse, rakyatlah yang terpenting dalam suatu negara.
3.
Lao Tse, Supaya dunia tertib selamanya, siapapun harus mengerjakan Wu Wei (tidak
melakukan apa-apa).
4.
Chuang Tse (murid Lao Tse) Ia adalah seorang penulis filsafat yang pandai jenaka, dan tajam
tulisannya.
Pemerintahan
1. Kekuasaan raja-raja Chou (1000-300 SM) Setelah kekuasaan raja Syang lenyap, kemudian diganti oleh Dinasti Chou.
Dibawah pemerintahannya Cina berbentuk pemerintahan feodal.
2. Kekuasaan Dinasti Chin (221-202 SM) Pendiri Dinasti Chin adalah Skih Huang Ti yang berhasil mempersatukan
seluruh Wilayah Cina. Huang Ti berarti kaisar atau kaisar kuning. Pada asa
pemerintahannya, Cina dibagi dalam 36 Provinsi. Kepala provinsi dan distrik
langsung bertanggung jawab pada kaisar.
3. Kekuasaan Dinasti Han (202 SM – 221 SM) Liu Pang sebagai pendiri Dinasti Han yang berhasil mengambil alih
kekuasaan Dinasti Chin. Sistem pemerintahan Dinasti Han melanjutkan sistem
pemerintahan Dinasti Chin. Kaisar terbesar dan termahsyur pada masa Dinasti Han
adalah kaisar Han Wu Ti.
Sistem
Pertanian
Daerah di
sekitar Sungai Huang Ho merupakan daerah pertanian yang subur. Mata pencaharian
masyarakat Cina adalah bercocok tanam.
Aksara
Bahasa yang dipergunakan masyarakat Cina di berbagai wilayah berbeda-beda. Tulisan Cina berupa huruf Piktograf, yaitu huruf yang berupa gambar dengan masing-masing mempunyai arti berbeda. Untuk memupuk rasa persatuan dan persaudaraan maka pada abad ke-20 dikembangkan pemakaian bahasa persatuan yang disebut Kuo Yu.
Bahasa yang dipergunakan masyarakat Cina di berbagai wilayah berbeda-beda. Tulisan Cina berupa huruf Piktograf, yaitu huruf yang berupa gambar dengan masing-masing mempunyai arti berbeda. Untuk memupuk rasa persatuan dan persaudaraan maka pada abad ke-20 dikembangkan pemakaian bahasa persatuan yang disebut Kuo Yu.
Teknologi
Di Cina terdapat bangunan monumental dan kolosal, yaitu tembok raksasa Cina.
Di Cina terdapat bangunan monumental dan kolosal, yaitu tembok raksasa Cina.
Astronomi
Masyarakat Cina sudah memiliki banyak ahli yang mempelajari ilmu astronomi (ilmu perbintangan) sehingga muncul sistem penanggalan. Sistem astronomi menjadi dasar segala aktifitas yang hendak dilakukan oleh masyarakat Cina. Misalnya dalam sistem pertanian, pelayaran, dan usaha untuk mengenal musim.
Masyarakat Cina sudah memiliki banyak ahli yang mempelajari ilmu astronomi (ilmu perbintangan) sehingga muncul sistem penanggalan. Sistem astronomi menjadi dasar segala aktifitas yang hendak dilakukan oleh masyarakat Cina. Misalnya dalam sistem pertanian, pelayaran, dan usaha untuk mengenal musim.
PUSAT PERADABAN NUSANTARA
Nusantara merupakan gugusan
kepulauan yang terbentuk oleh keadaan alam, yang terletak diantara dua samudera
dan dua benua. Letak dari nusantara ini tidak lain adalah negara kesatuan
republik Indonesia. Kenapa kami memasukkan Nusantara kedalam pusat peradaban
Asia ?
Hal tersebut melihat dari
adanya penemuan dan penelitian terbaru di Indonesia yaitu adanya penemuan situs
gunung padang yang ternyata setelah di lakukan pemeriksaan merupakan suatu
susunan batu-batu yang membentuk bangunan mirip piramida. Memang belum
ditemukan bukti sejarah di situs tersebut atau bukti tertulis. Tetapi kami
yakin bahwa kedepannya hasil dari penelitian tersebut akan mengungkap suatu
peradaban besar tentang Nusantara terutama Indonesia.
Demikian artikel ini
disampaikan dari berbagai sumber didunia maya.
No comments:
Post a Comment